Fungsi Hormon Auksin, Giberelin, Etilen, Sitokinin, Asam Absisat, Kalin, dan Asam Traumalin pada Tumbuhan

Faktor dalam (internal) yang mempengaruhi pertumbuhan bersumber dari dalam tumbuhan itu sendiri, yaitu gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur reaksi kimia dalam sel terutama reaksi sintesis protein dan enzim  sehingga mempengaruhi bentuk dan ukuran tumbuhan. Sementara itu, hormon merupakan substansi yang sangat aktif dalam proses metabolisme. Meskipun hormon diproduksi dalam tubuh, tetapi hormon dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya hormon auksin dapat rusak jika terkena cahaya. Hormon berfungsi dalam memacu pertumbuhun, pembelahan, dan perpanjangan sel, tetapi ada pula hormon yang bekerja menghambat pertumbuhan. Hormon pada tumbuhan (fitohormon), antara lain auksin, giberelin, gas etilen (C2H4, karbit), sitoksin dan asam absitat. 
Fungsi Hormon Auksin, Giberelin, Etilen, Sitokinin, Asam Absisat, Kalin, dan Asam Traumalin pada Tumbuhan

Auksin 
Homon auksin (auxein =  meningkatkan)  ditemukan pertama kali oleh Frits Warmolt Went, ahli  fisiologi dari Belanda  pada tahun 1928. Auksin disebut juga IAA (indole acetic acid), dapat ditemukan pada ujung batang dan akar, kuncup daun (daun muda), embrio tanaman (lembaga), serta serbuk sari yang sedang tumbuh menjadi buluh serbuk sari.
Fungsi auksi pada tumbuhn, antara lain sebagai berikut. 
Memacu pertumbuhan memanjang pada tunas dan akar. 
Menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem sehingga meningkatkan transportasi garam mineral dan air dari tanah menju ke daun. 
Merangsang pembentukan pembuluh  floem da xilem. 
Merangsang aktivitas  kambium.
Merangsang pembengkokan batang. 
Merangsang pembentukan akar lateral (akar samping).
Merangsang perkembangan bunga dan buah. 
Digunakan dalam pembuatan buah tanpa biji (partenokarpi). 
Partenokarpi adalah pembentukan buah tanpa melalui proses  pembuahan. Caranya dengan menyemprotkan IAA pada bagian kepala putik.


Giberelin 
Hormon giberelin (GA, gibberellic acid / asam giberelat) pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh ilmuan Jepang Eiichi Kurosawa. Hormon giberelin diperoleh dari hasil ekstraksi jamur parasit Gibberella fujikuroi. Jamur tersebut menyebabkan penyakit “benih bodoh” (bakane) pada tanaman padi, dengan gejala tanaman tinggi kurus luar biasa  sehingga roboh sebelum dewasa.
Fungsi giberelin terhadap tumbuhan adalah sebagai berikut. 
Memacu pemanjangan dan pembelahan sel 
Memacu perkembangan embrio pada perkecambahan 
Mengakhiri dormansi pada biji dan kuncup ketiak batang 
Merangsang pertumbuhan bunga lebih awal 
Memperbesar ukuran buah 
Berperan dalam pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
Merangsang pembentukan saluran polen (buluh serbuk sari )

Gas Etilen
Pada mulanya, gas etilen ditemukan sebagai gas hasil samping pembakaran kurang sempurna pada minyak tanah. Gas tersebut mampu memeram buah dalam lumbung.  Gas etilen juga ditemukkan pada buah yang sudah cukup tua. Gas etilen disebut juga gas karbit yang saat ini sering digunakan untuk memeram buah-buahan agar cepat masak. Jika anda memetik buah yang masih hijau, kemudian membungkusnya dengan kantong plastik, gas etilen dalam buah  akan terakumulasi sehingga akan mempercepat pematangan buah tersebut.  
Fungsi gas etilen terhadap pertumbuhan adalah sebagai berikut.
Memperepat pematangan buah 
Berperan dalam pengguguran daun 
Kombinasi etilen dengan auksin dapat memacu  pembentukan bunga 
Merangsang pertumbuhan batang menjadi tebal dan kokoh 

Sitokinin 
Sitokinin terkenal sebagai hormon anti penuaan. Daun yang dipotong dan direndam dengan sitokinin, akan  lebih lama bertahan hijau daripada daun yang tidak direndam. Sitokinin sering digunakan untuk menjaga kesegaran bunga dengan cara disemprotkan.
Fungsi sitokinin adalah sebagai berikut.  
Menghabat penuaan pada organ tumbuhan.
Merangsang sintesis RNA dan protein. 
Bersama dengan auksin merangsang dengan pembelahan sel. 
Memacu perkembangan akar dan tunas pada kultur jaringan. 
Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah dengan cara meningkatkan pengiriman makanan ke organ-organ tersebut. 
Mengatur pembentukan bunga dan buah.
Merangsang pertumbuhan tunas aksila yang meghasilkan percabangan lateral. 
Menghambat dominansi apikal oleh auksin. 
Membuat buah tanpa biji (partnokarpi). 

Asam Absisat  
Asam absisat (ABA, abscisic acid) merupakan hormon yang memperlambat atau menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel. Pada kondisi lingkungan yang buruk, asam absisat membantu tumbuhan untuk bertahan dengan cara dormansi tunas atau pucuk. Di musim dingin dan musim gugur, konsentrasi asam absisat pada kuncup dan ketiak dahan meningkat sehingga merangsang pengguguran daun. Jika tumbuhan kekurangan air (layu), akan terjadi akumulasi asam absisat didalam sel penjaga stomata yang menyebabkan somata menutup sehingga dapat mengurangi pengguguran. Asam absisat dalam biji beberapa tanaman gurun akan terurai jika terkena air sehingga pada musim hujan, biji akan berkecambah fungsi asam absisat adalah sebagai berikut.
Menghambat pertumbuhan 
Menyebabkan dormansi biji dan tunas 
Menyebabkan senesens (kematian) pada sel,  organ, atau individu 
Menyebabkan absisi (gugurnya) daun. 

Kalin 
Kalin adalah hormon tumbuhan ynag dapat memacu pembentukan organ tertentu, misalnya akar, batang, daun, dan bunga. Kalin dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
a. Filokalin berfungsi memacu pembentukan daun 
b. Kaulokalin, berfungsi memacu pembentukan batang. 
c. Rizokalin, berfungsi memacu pembentukan akar. 
d. Antokalin  (florigen), berfungsi memacu pembentukan bunga. 

Asam Traumalin 
Asam traumalin berfugsi memacu pembelahan sel pada bagian tumbuhan yang mengalami luka. Peristiwa penutupan luka ini hanya terjadi pada tumuhan dikotil. Pada tumbuhan monokotil, tidak akan terjadi penutupan luka jika batang tumbuhan terluka. Coba perhatikan batang pohon kelapa yang sengaja dilukai saat membuat panjatan sebagai pegangan kaki, jaringan yang terluka tidak pernah tertutup kembali. 

Post a Comment for "Fungsi Hormon Auksin, Giberelin, Etilen, Sitokinin, Asam Absisat, Kalin, dan Asam Traumalin pada Tumbuhan"